BAGAIMANA
SEHARUSNYA INVESTOR SWASTA MELAKUKAN DIVERSIFIKASI?
(Sebuah Evaluasi Empiris dari Alternative Kebijakan Pengalokasian Aset
untuk Membangun Sebuah Portfolio Pasar Dunia)
Dalam
kenyataannya diversifikasi dianggap enteng oleh investor swasta dan mereka
sering melanggar prinsip-prinsip dasarnya. Studi empiris membuktikan bahwa
investor swasta sering membuat portfolio yang sulit untuk menyesuaikan dengan
teori standar keuangan. Dan biasanya mereka tidak mampu sama sekali untuk
bersaing di pasar saham. Kesalahannya yang pertama, orang lebih memilih investasi negri atau investasi
asing untuk mendapatkan keuntungan dari diversifikasi internasional. Kedua,
banyak perusahaan relatif memliki saham yang relatif sedikit. Ketiga, adanya
data dari broker online menyatakan bahwa banyak dari individu yang terlalu
percaya diri dan berdagang terlalu banyak. Kegagalan diversifikasi atas kelas
asset merupakan masalah yang besar karena pengalokasian aset dianggap sebagai
penentu utama dari portfolio. Selain itu, terdapat temuan baru dari korelasi
struktur pasar saham internasional menyiratkan bahwa ekuitas difersifikasi
pasar di seluruh dunia hanya dapat menawarkan manfaat yang terbatas.
Menurut Laeven
(2007) menyatakan terdapat korelasi yang cenderung tinggi pada kinerja yang
buruk. Portfolio disesuaikan dengan risiko sebagian besar rumah tangga swasta
dan standar indeks saham pasar domestik.
Bagaimana seharusnya investor swasta melakukan diversifikasi? Menurut pendekatan
Markowitz, bergantung pada eksitensi kinerja dan nilai investasi strategi
diversifkasi heuristic yang yang tinggi. Mereka sering mengalami kesalahan
estimasi dari tingkat imbal hasil yang diharapkan, varians, dan covarian ketika
diimplementasikan. Maka dari itu dilakukan analisis diversifikasi secara
terpisah yaitu diversifikasi internasioanl di pasar saham dan perbdaan
diversifikasi pada kelasa aset. Caranya pertama, yaitu melakukan studi pengaruh
dengan teknik Bootsrap yang dikembangkan oleh Ledoit dan Wolf (2008) untuk
menilai perbedaan rasio Sharpe. Berkenaan deengan evaluasi kinerja didasarkan
atas model empat faktor global Datastream’s stock. Cara kedua yaitu menggabungkankasus
kelas multi-aset, obligasi dan komoditas. Menggunakan pendekatan regresi multi
faktor untuk mengidentifikasi yang mendasari kinerja.
Tujuan
penelitian ini adalah melihat pelaksanaan alokasi asset secara mudah bagi
investor individu. Pada akhir penelitian ini bertujuan mengevaluasi berbagai
kebijakan dalam bersaing di pasar dunia. Bagaimana strategi diversifikasi
terhadap pembenahan dalam kesalahan investasi yang terlalu mahal oleh investor
swasta.
1.
Data
Menggabungkan
saham, obligasi serta komoditas dalam analisis. Kategori aset diwakili oleh
seleksi indeks berdasarkan kriteria data transparansi, keterwakilan,
investability, likuiditas dan availability. Analisis awal daham portfolio pasar
dunia diwakili oleh empat daerah indeks MSCI Eropa, Amerika Utara, Pasifik
serta pasar saham yang diambil secara bersama-sama.
Saat
melacak kinerja dari 2.200 obligasi didapatkan bahwa sebagian karena kurangnya
investability, komoditas yang telah
diabaikan oleh investor swasta. Diversifikasi yang tinggi berpotensi terhadap dasar yang
luas terhadap komoditi masa depan, manfaat diversifikasi cenderung sangat jelas
pada saat inflasi dan penurunan nilai pasar saham.
2.
Model Alokasi Aset
Penggunaan
model dipertimbangkan untuk menyeleksi portfolio dalam kasus diversifikasi
pasar saham dunia dan diversifikasi kategori aseet. Model Markowitz untuk
mengoptimalkan keuntungan, mengecilkan estimasi parameter input dalam rangka
mengurangi dampak dari kesalahan estimasi. Kedua adalah model Heuristic. Dalam model ini
melihat diversifikasi pasar saham internasional dan diversifikasi kategori
aset. Cara termudah investor swasta dengan menetapkan bobot time invariant
saham, obligasi dan komoditas. Dengan dasar ini komoditas dapat dimasukkan
dengan mengurangi saham serta mengurangi obligasi. Perbandingan saham obligasi dan
komoditas yang digunakan adalah
60% : 25% : 15%. Hasilnya sangat mudah, investor swasta sering
menggunakan model ini, adanya omzet yang dangat rendah akibat portfolio.
3.
Analisis empiris
Kinerja
strategi portofolio
dinilai dari periode Februari 1973 dampai Desember 2009. Dengan menggunakan
pendekatan waktu dapat menghasilkan rasio Sharpe dari masing-masing strategi.
Rasio ini merupakan rata-rata pengembalian bulanan selama tingkat risk free
dibagi dengan standar deviasi dan
kelebihan pengembalian bulanan selama satu periode.
Analisis
dengan membandingkan kinerja sebelas Model Markowitz-based dan berbagai model
heuristic untuk diversifikasi internasional saham portfolio menunjukkan biaya
rata-rata return dan standar deviasi cenderung sama pada kebanyakan model.
Namun dalam bidang ekonomi, sangat kecil hasilnya bila pengurangan risiko bila
dibandingkan dengan standar deviasi dari tiga heuristic. Menunjukkan bahwa
strategi heuristic kurang efisien. Kemudian dilakukan pengkajian dengan teknik
bootstrap, dengan hasil tidak ada model ilmiah yang signifikan dalam
menghasilkan melebihi salah satu dari tiga heuristic.
Membandingkan
kinerja sebelas model portfolio dengan tiga heuristic. Bila dibandingkan dengan
difersifikasi internasional dalam pasar saham, terdapat rata-rata pendapatan
yang kecil, standar deviasi dan Sharpe rasio dari seluruh model. Hasil
membuktikan bahwa nilai saham portfolio belum berimbang khususnya strategi
diversifikasi dibandingkan dengan potensi heuristic lainnya.
Bila
melihat dengan strategi alokasi aset 60-25-15, menunjukkan hanya satu dari
berbagai perbaikan skema alokasi aset yang mencapai kinerja baik yang tidak
didominasi oleh model portfolio yang canggih.
Kebermaknaan
hasil ekonomi dan memferifikasi ketahanan mereka dalam sejumlah sensitivitas
pemeriksaan. Yang menjadi tolak ukur adalah saham bobot GDP atau 60-25-15 aset
portfolio. Dalam gambaran secara keseluruhan, ditemukan bahwa secara
signifikasn frekuensi rebalancing bukan rebalancing tahunan tidak menyebabkan
hasil yang lebih baik. Model Markowitz lebih parah, hal ini terjadi dengan
kombinasi omset yang tinggi dan kurangnya kemampuan mereka dalam pasar.
Banyak investor
swasta tidak sepenuhnya memanfaatkan hasil dari keuntungan diversifikasi
sehingga sebagai konsekuensinya harus mengeluarkan biaya yang cukup mahal. Dengan ini ditawarkan
cara yang menjanjikan dari investor dalam melakukan diversifikasi. Dengan
membandingkan sebelas metode optimasi menurut dasar Markowitz dengan berbagai
strategi heuristic baik itu untuk diversifikasi pasar saham internasional dan
alokasi aset.
Hasilnya
pertama, untuk diversifikasi ekuitas
global, menonjolnya eksistensi Markowitz tidak mengungguli skema pembobotan
saham heuristic. Nilai global, momentum dan ukuran premi adalah dasar penting
dari kinerja strategi portfolio. Kedua, masuknya tambahan kategori asset menuju
portfolio pasar dunia, sangat umum sangat bermanfaat. Keuntungan diversifikasi
didorong oleh alokasi yang seimbang kategori asset atas yang berbeda. Ketiga,
metode optimasi berbasir Markowitz tidak lagi menambah nilai substansial.
Temuan ini
merupakan kabar baik dari investor swasta, karena aturan sederhana dalam
alokasi aset secara signifikasi meningkatkan kinerja portfolio kategori asset
tunggal. Strategi ini juga sangat mudah diimplementasikan dan tidak
mengakibatkan penurunan pengembalian risiko dibandingkan dengan portfolio yang
akhir-akhir ini diajukan sebagai model pilihan yang sangat canggih.
0 komentar:
Posting Komentar